Selasa, 17 April 2012

File Service Memiliki Komponen-komponen

alohaaaa....!!! kita jumpa lagi nih, tapi kali ini dengan materi yang berbeda..hehehe, pada kesempatan ini saya akan posting materi tentang komponen - komponen yang da pada file service. untuk lebih jelasnya yuuk lihat postingan saya dibawah ini, siapa tau bisa membantu anda semua :)

File service memiliki komponen-komponen, diantaranya yaitu :

1. File Service

File service adalah suatu perincian atau pelayanan dari file system yang ditawarkan pada komputer client. Suatu file server adalah implementasi dari file service dan berjalan pada satu atau lebih mesin. File itu sendiri berisi dari nama, data dan atribut file seperti kepemilikan file, ukuran, waktu pembuatan file dan hak akses file.

2. Directory Service

Directory service merupakan sebuah service yang digunakan untuk menghubungkan semua resource yang ada pada jaringan dan berperan semacam sebuah buku telpon raksasa. Directory service pada NT 4 mempunyai peran penting dalam mengatur proses logon dan administrasi security secara terpusat.

Pada generasi DS yang lebih lanjut, Microsoft memperkenalkan ADS yang disertakan bersama OS Windows 2000 server. ADS generasi kedua ini mempunyai kemampuan yang jauh lebih besar daripada pendahulunya. Selain itu Microsoft juga mempermudah administrasi dari ADS dengan menggunakan system hierarchical view dan multimaster.

3. Naming Service

Suatu name service dapat menyimpan kumpulan satu atau lebih konteks penamaan yaitu sehimpunan keterkaitan antara nama dan atribut objek, seperti user, komputer, services, dan remote object.


itulah sedikit mengenai postingan saya kali ini mengenai komponen - komponen file service, postingan saya ini masih banyak kekurangannya, bila ada saran atau kritik boleh diberikan di komentar agar saya bisa memahaminya lebih lanjut lagi..hehehe ^^


sumber :

http://ku2harlis.wordpress.com/file-service/

http://heniagustina.blogspot.com/2012/04/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html

http://caklaser.files.wordpress.com/2012/01/file-service.doc




Selasa, 10 April 2012

Komponen Sistem Operasi & Kernel

Haloo semuaanyaaaa........!! kita bertemu lagi dalam pembahasan materi berikutnya nih, kali ini saya akan membahas tentang apa saja yang terdapat pada Sistem Operasi (OS) yaitu tentang komponen inti pada sistem operasi dan fungsi pada kernel. Untuk pembahasan pertama kita akan membahas tentang komponen inti sistem operasi, berikut pembahasan yang saya temukan dari beberapa sumber.


Komponen Inti OS (Sistem Operasi)

Sebuah sistem operasi dapat dibagi menjadi beberapa komponen. Secara umum, para pakar sepakat bahwa terdapat sekurangnya empat komponen manajeman utama yaitu :

  • Manajemen Proses
  • Manajemen Memori
  • Manajamen Sistem Berkas
  • Manajemen Masukan/Keluaran

Selain keempat komponen di atas, Avi Silberschatz, dan kawan-kawan menambahkan beberapa komponen seperti berikut ini :

  • Manajemen Penyimpanan Sekunder
  • Manajemen Sistem Proteksi
  • Manajemen Jaringan
  • Command-Interpreter System


Manajemen Proses

Proses adalah sebuah program yang sedang dieksekusi. Sebuah proses membutuhkan beberapa sumber daya untuk menyelesaikan tugasnya. Alokasi sumber daya tersebut dikelola oleh Sistem Operasi. Umpamanya, walku CPU, memori, berkas-berkas, dan perangkat-perangkat M/K. Ketika proses tersebut berhenti dijalankan, sistem operasi akan mendapatkan kembali semua sumber dayayang bisa digunakan kembali.

Sistem operasi bertanggung-jawab atas aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan manajemen proses seperti :

  • Membuat dan menghapus proses pengguna dan sistem proses.
  • Menunda atau melanjutkan proses
  • Menyediakan mekanisme untuk sinkronisasi proses
  • Menyediakan mekanisme untuk komunikasi proses
  • Menyediakan mekanisme untuk penanganan deadlock


Manajemen Memori Utama

Memori utama atau lebih dikenal sebagai memori adalah sebuah array yang besar dari word atau byte yang ukurannya mencapai ratusan, ribuan, atau bahkan jutaan. Setiap word atau byte mempunyai alamat tersendiri. Memori utama berfungsi sebagai tempat penyimpanan instruksi/data yang akses datanya digunakan oleh CPU dan perangkat M/K. Memori utama termasuk tempat penyimpanan data yang yang bersifat volatile artinya tidak permanen, yaitu data akan hilang jika komputer dimatikan.


Manajemen Sistem Berkas

Berkas adalah kumpulan informasi yang berhubungan, sesuai dengan tujuan pembuat berkas tersebut. Umumnya berkas merepresentasikan program dan data. Berkas dapat mempunyai struktur yang bersifat hirarkis (direktori, volume, dll.). Sistem operasi mengimplementasikan konsep abstrak dari berkas dengan mengatur media penyimpanan massa, misalnya tapes dan disk.

Sistem operasi bertanggung-jawab dalam aktivitas yang berhubungan dengan manajemen berkas :

  • Pembuatan dan penghapusan berkas
  • Pembuatan dan penghapusan direktori
  • Mendukung manipulasi berkas dan direktori
  • Memetakan berkas ke secondary-storage
  • Mem-back-up berkas ke media penyimpanan yang permanen (non-volatile)


Manajemen Sistem Masukan/Keluaran

Sistem ini sering disebut dengan device manager. Menyediakan device driver yang umum sehingga operasi Masukan/Keluaran dapat seragam (membuka, membaca, menulis, menutup). Contoh: pengguna menggunakan operasi yang sama untuk membaca berkas pada perangkat keras, CD-ROM dan floppy disk.

Komponen Sistem Operasi untuk sistem Masukan/Keluaran :

  • Penyangga : menampung sementara data dari/ke perangkat Masukan/Keluaran.
  • Spooling : melakukan penjadwalan pemakaian Masukan/Keluaran sistem supaya lebih efisien (antrian dsb.).
  • Menyediakan driver : untuk dapat melakukan operasi rinci untuk perangkat keras Masukan/Keluaran tertentu.


Manajemen Penyimpanan Sekunder

Penyimpanan sekunder ( secondary storage) adalah sarana penyimpanan yang berada satu tingkat di bawah memori utama sebuah komputer dalam hirarki memori. Tidak seperti memori utama komputer, penyimpanan sekunder tidak memiliki hubungan langsung dengan prosesor melalui bus, sehingga harus melewati M/K.

Sarana penyimpanan sekunder memiliki ciri-ciri umum sebagai berikut :

  • Non-volatile(tahan lama). Walaupun komputer dimatikan, data-data yang disimpan di sarana penyimpanan sekunder tidak hilang. Data disimpan dalam piringan-piringan magnetik.
  • Tidak berhubungan langsung dengan bus CPU.
  • Lambat. Data yang berada di sarana penyimpanan sekunder memiliki waktu yang lebih lama untuk diakses (read/write) dibandingkan dengan mengakses di memori utama.
  • Harganya murah. Perbandingan harga yang dibayar oleh pengguna per byte data jauh lebih murah dibandingkan dengan harga memori utama.

Sarana penyimpanan sekunder memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut :

  • Menyimpan berkas secara permanen (non volatile).
  • Menyimpan program yang belum dieksekusi prosesor.
  • Memori virtual. Adalah mekanisme sistem operasi untuk menjadikan beberapa ruang kosong dari disk menjadi alamat-alamat memori virtual, sehingga prosesor bisa menggunakan memorivirtual ini seolah-olah sebagai memori utama.


Sistem Proteksi

Proteksi adalah mekanisme sistem operasi untuk mengontrol akses terhadap beberapa objek yang diproteksi dalam sistem operasi. Objek-objek tersebut bisa berupa perangkat keras (seperti CPU, memori, disk, printer, dll) atau perangkat lunak (seperti program, proses, berkas, basis data, dll). Di beberapa sistem, proteksi dilakukan oleh sebuah program yang bernama reference monitor. Setiap kali ada pengaksesan sumber daya PC yang diproteksi, sistem pertama kali akan menanyakan reference monitor tentang keabsahan akses tersebut. Reference monitor kemudian akan menentukan keputusan apakah akses tersebut diperbolehkan atau ditolak.


Jaringan

Sistem terdistribusi adalah sekumpulan prosesor yang tidak berbagi memori, atau clock. Setiap prosesor mempunyai memori dan clock tersendiri. Prosesor-prosesor tersebut terhubung melalui jaringan komunikasi Sistem terdistribusi menyediakan akses pengguna ke bermacam sumber-daya sistem. Akses tersebut menyebabkan peningkatan kecepatan komputasi dan meningkatkan kemampuan penyediaan data.


Command-Interpreter System

Sistem Operasi menunggu instruksi dari pengguna (command driven). Program yang membaca instruksi dan mengartikan control statements umumnya disebut: control-card interpreter, command-line interpreter dan terkadang dikenal sebagai shell. Command-Interpreter System sangat bervariasi dari satu sistem operasi ke sistem operasi yang lain dan disesuaikan dengan tujuan dan teknologi perangkat Masukan/Keluaran yang ada.


nah, setelah membahas materi pertama tentang apa saja komponen inti dari sistem operasi, sekarang materi kedua yang akan dibahas tentang fung kernel, sebelum kita mengetahui fungsi utama kernel ada baiknya kita mengetahui apa yang dikasud dengan kernel pada sistem operasi ini, yuuk mari kita lihat pembahasan tentang fungsi kernel berikut ini.


KERNEL

Dalam ilmu komputer, kernel adalah suatu perangkat lunak yang menjadi bagian utama dari sebuah sistem operasi. Tugasnya melayani bermacam program aplikasi untuk mengakses perangkat keras komputer secara aman.

Karena akses terhadap perangkat keras terbatas, sedangkan ada lebih dari satu program yang harus dilayani dalam waktu yang bersamaan, maka kernel juga bertugas untuk mengatur kapan dan berapa lama suatu program dapat menggunakan satu bagian perangkat keras tersebut. Hal tersebut dinamakan sebagai multiplexing.

setelah mengetahui apa itu kernel, sekarang kita lihat fungsi utama dari kernel dibawah ini.

Fungsi utama kernel adalah untuk mengelola sumber daya komputer dan memungkinkan program lain untuk menjalankan dan menggunakan sumber daya koputer tersebut. Biasanya, sumber daya komputer terdiri dari :

  1. Central Processing Unit (CPU/prosesor). Ini adalah bagian paling sentral dari sebuah sistem komputer, bertanggung jawab untuk menjalankan atau mengeksekusi program di atasnya. Kernel bertanggung jawab untuk memutuskan setiap saat dimana banyak program yang berjalan serta harus dialokasikan ke prosesor (yang biasanya masing-masing prosesor hanya dapat menjalankan satu program pada satu waktu)
  1. Memori komputer. Memori digunakan untuk menyimpan instruksi program baik dan data. Biasanya, berdua harus hadir dalam memori agar program untuk mengeksekusi. Seringkali beberapa program akan menginginkan akses ke memori, sering menuntut memori lebih dari komputer telah tersedia. Kernel bertanggung jawab untuk menentukan memori memilih proses yang dapat menggunakan, dan menentukan apa yang harus dilakukan bila tidak cukup kapasitas memori yang tersedia.
  1. Input / Output (I/O). Perangkat-perangkat komputer I/O, seperti keyboard, mouse, disk drive, printer, monitor, dll kernel mengalokasikan permintaan dari aplikasi untuk melakukan I/O ke perangkat yang sesuai (atau pemilihan perangkat, misal dalam kasus pemilihan file pada disk atau menampilakan windows pada monitor) dan memberikan metode mudah untuk menggunakan perangkat (biasanya diabstraksikan ke titik di mana aplikasi tidak perlu tahu rincian pelaksanaan perangkat).


itulah pembahasan mengenai kernel dan fungsi kernel yang saya dapat dari beberapa sumber yang saya temukan. untuk mengetahui lebih lengkapnya silahkan membaca melalui link yang saya cantumkan dibawah ini.

demikianlah postingan pembahasan materi pada blog saya ini, apabila ada kesalahan dan kekurangan mohon dimaafkan dan jika postingan saya ini ada yang kurang mohon saran dan kritiknya agar lebih baik lagi. silahkan memberi komentar untuk postingan saya kali ini :)
sebelum dan sesudahnya saya ucapkan terima kasih banyak, dan kita akan jumpa pada postingan atau pada pembahasan berikutnya yaaaaa...... :) :)

sampaaaiii jumpaaaaaa !!!
gapailah cita-cita setinggi mungkin ^^

regrads


Sumber :

  1. http://edisugiarto.blogspot.com/2010/07/komponen-sistem-operasi.html
  2. http://bebas.ui.ac.id/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch05s04.html
  3. http://bebas.ui.ac.id/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch05s07.html
  4. http://bebas.ui.ac.id/v06/Kuliah/SistemOperasi/BUKU/SistemOperasi-4.X-1/ch05s08.html
  5. http://id.wikipedia.org/wiki/Kernel_(ilmu_komputer)
  6. http://hanya-kutipan.blogspot.com/2010/07/fungsi-kernel-dalam-sistem-operasi.html

Selasa, 03 April 2012

Arsitektur Client Server

Istilah arsitektur mengacu pada desain sebuah aplikasi, atau dimana komponen yang membentuk suatu sistem ditempatkan dan bagaimana mereka berkomunikasi. Arsitektur terdistribusi – sebuah istilah yang relatif baru untuk menjelaskan arsitektur aplikasiIni berarti bahwa pemrosesan dari suatu aplikasi terjadi pada lebih dari satu mesin. Kita tahu bahwa perkembangan teknologi kini telah banyak membuat perubahan pada cara berpikir kita (manusia). Dengan laju pertumbuhan teknologi yang makin cepat, kebutuhan akan informasi dari hari ke hari meningkat sehingga menuntu kelancaran, dan kecepatan proses distribusi informasi.

Arsitektur jaringan Client Server merupakan model konektivitas pada jaringan yang membedakan fungsi computer sebagai Client dan Server. Arsitektur ini menempatkan sebuah komputer sebagai Server. Nah Server ini yang bertugas memberikan pelayanan kepada terminal-terminal lainnya tang terhubung dalam system jaringan atau yang kita sebut Clientnya. Server juga dapat bertugas untuk memberikan layanan berbagi pakai berkas (file server), printer (printer server), jalur komunikasi (server komunikasi).

Model Client/Server

Ada beberapa model client/server yang penting untuk diketahui. Model-model tersebut serta evolusinya dimulai dari arsitektur mainframe hingga arsitektur client/server

Arsitektur Mainframe

Pada arsitektur ini, terdapat sebuah komputer pusat (host) yang memiliki sumber daya yang sangat besar, baik memori, processor maupun media penyimpanan. Melalui komputer terminal, pengguna mengakses sumber daya tersebut. Komputer terminal hanya memiliki monitor/keyboard dan tidak memiliki CPU. Semua sumber daya yang diperlukan terminal dilayani oleh komputer host. Model ini berkembang pada akhir tahun 1980-an.

Arsitektur File Sharing

Pada arsitektur ini komputer server menyediakan file-file yang tersimpan di media penyimpanan server yang dapat diakses oleh pengguna. Arsitektur file sharing memiliki keterbatasan, terutama jika jumlah pengakses semakin banyak serta ukuran file yang di shaing sangat besar. Hal ini dapat mengakibatkan transfer data menjadi lambat. Model ini populer pada tahun 1990-an.

Arsitektur Client/Server

Karena keterbatasan sistem file sharing, dikembangkanlah arsitektur client/server. Salah satu hasilnya yaitu berupa software database server yang menggantikan software database berbasis file server. Dikenalkan pula RDBMS (Relational Database Management System). Dengan arsitektur ini, query data ke server dapat terlayani dengan lebih cepat karena yang ditransfer bukanlah file, tetapi hanyalah hasil dari query tersebut. RPC (Remote Procedure Calls) memegang peranan penting pada arsitektur client/server.

Model Two-tier

Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta serice) dan server (yang menyediakan service). Tiga komponen tersebut yaitu :

  1. User Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan digunakan langsung oleh user.
  2. Manajemen Proses.
  3. Database.

Model Client/Server

Ada beberapa model client/server yang penting untuk diketahui. Mari kita ulas model-model tersebut serta evolusinya dimulai dari arsitektur mainframe hingga arsitektur client/server.

Arsitektur Mainframe

Pada arsitektur ini, terdapat sebuah komputer pusat (host) yang memiliki sumber daya yang sangat besar, baik memori, processor maupun media penyimpanan. Melalui komputer terminal, pengguna mengakses sumber daya tersebut. Komputer terminal hanya memiliki monitor/keyboard dan tidak memiliki CPU. Semua sumber daya yang diperlukan terminal dilayani oleh komputer host. Model ini berkembang pada akhir tahun 1980-an.

Arsitektur File Sharing

Pada arsitektur ini komputer server menyediakan file-file yang tersimpan di media penyimpanan server yang dapat diakses oleh pengguna. Arsitektur file sharing memiliki keterbatasan, terutama jika jumlah pengakses semakin banyak serta ukuran file yang di sharing sangat besar.

Arsitektur Client/Server

Karena keterbatasan sistem file sharing, dikembangkanlah arsitektur client/server. Salah satu hasilnya yaitu berupa software database server yang menggantikan software database berbasis file server. Dikenalkan pula RDBMS (Relational Database Management System). Dengan arsitektur ini, query data ke server dapat terlayani dengan lebih cepat karena yang ditransfer bukanlah file, tetapi hanyalah hasil dari query tersebut. RPC (Remote Procedure Calls) memegang peranan penting pada arsitektur client/server.

Model Two-tier

Model Two-tier terdiri dari tiga komponen yang disusun menjadi dua lapisan : client (yang meminta serice) dan server (yang menyediakan service). Tiga komponen tersebut yaitu :

  1. User Interface. Adalah antar muka program aplikasi yang berhadapan dan digunakan langsung oleh user
  2. Manajemen Proses
  3. Database

Model Three-tier

Pada model ini disisipkan satu layer tambahan diantara user interface tier dan database tier. Tier tersebut dinamakan middle-tier. Middle-Tier terdiri dari bussiness logic dan rules yang menjembatani query user dan database, sehingga program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier. Dengan adanya server middle-tier ini, beban database server berkurang. Jika query semakin banyak dan/atau jumlah pengguna bertambah, maka server-server ini dapat ditambah, tanpa merubah struktur yang sudah ada. Ada berbagai macam software yang dapat digunakan sebagai server middle-tier. Contohnya MTS (Microsoft Transaction Server) dan MIDAS.

Multi Tier

Arsitektur Multi Tier adalah suatu metode yang sangat mirip dengan Three Tier. Bedanya, pada Multi Tier akan diperjelas bagian UI (User Interface) dan Data Processing. Yang membedakan arsitektur ini adalah dengan adanya Business Logic Server. Database Server dan Bussines Logic Server merupakan bagian dari Data Processing, sedangkan Application Server dan Client/Terminal merupakan bagian dari UI. Business Logic Server biasanya masih menggunakan bahasa pemrograman terdahulu, seperti COBOL.

Karena sampai saat ini, bahasa pemrograman tersebut masih sangat mumpuni sebagai business process. Multi-tier architecture menyuguhkan bentuk three – tier yang diperluas dalam model fisik yang terdistribusi. Application server dapat mengakses Application server yang lain untuk mendapat data dari Data server dan mensuplai servis ke client Application.

Kelebihan arsitektur Multi tier :

  1. Dengan menggunakan aplikasi multi-tier database, maka logika aplikasi dapat dipusatkan pada middle-tier, sehingga memudahkan untuk melakukan control terhadap client-client yang mengakses middle server dengan mengatur seting pada dcomcnfg.
  2. Dengan menggunakan aplikasi multi-tier, maka database driver seperti BDE/ODBC untuk mengakses database hanya perlu diinstal sekali pada middle server, tidak perlu pada masing-masing client.
  3. Pada aplikasi multi-tier, logika bisnis pada middle-tier dapat digunakan lagi untuk mengembangkan aplikasi client lain,sehingga mengurangi besarnya program untuk mengembangkan aplikasi lain. Selain itu meringankan beban pada tiap-tiap mesin karena program terdistribusi pada beberapa mesin.
  4. Memerlukan adaptasi yang sangat luas ruang lingkupnya apabila terjadi perubahan sistem yang besar.

Kekurangan arsitektur Multi tier :

  1. Program aplikasi tidak bisa mengquery langsung ke database server, tetapi harus memanggil prosedur-prosedur yang telah dibuat dan disimpan pada middle-tier.
  2. Lebih mahal

Keunggulan Client/Server :

  1. Kecepatan akses lebih tinggi
  2. Sistem keamanan & administrasi lebih baik
  3. Sistem backup data lebih baik
Kelemahan Client/Server :

  1. Biaya lebih mahal
  2. Dibutuhkan komputer dengan spesifikasi khusus untuk menjadi server
  3. Ketergantungan terhadap server, jika server terganggu maka keseluruhan jaringan terganggu

Sumber :


Minggu, 18 Maret 2012

Hubungan OSI Dengan TCP/IP

Model OSI

Model referensi jaringan terbuka OSI atau OSI Reference Model for open networking adalah sebuah model arsitektural jaringan yang dikembangkan oleh badan International Organization for Standardization (ISO) di Eropa pada tahun 1977. OSI sendiri merupakan singkatan dari Open System Interconnection. Model ini disebut juga dengan model "Model tujuh lapis OSI" (OSI seven layer model). Sebelum munculnya model referensi OSI, sistem jaringan komputer sangat tergantung kepada pemasok (vendor). OSI berupaya membentuk standar umum jaringan komputer untuk menunjang interoperatibilitas antar pemasok yang berbeda. Dalam suatu jaringan yang besar biasanya terdapat banyak protokol jaringan yang berbeda. Tidak adanya suatu protokol yang sama, membuat banyak perangkat tidak bisa saling berkomunikasi.

Model referensi ini pada awalnya ditujukan sebagai basis untuk mengembangkan protokol-protokol jaringan, meski pada kenyataannya inisatif ini mengalami kegagalan. Kegagalan itu disebabkan oleh beberapa faktor berikut :

  • Standar model referensi ini, jika dibandingkan dengan model referensi DARPA (Model Internet) yang dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), sangat berdekatan. Model DARPA adalah model basis protokol TCP/IP yang populer digunakan.
  • Model referensi ini dianggap sangat kompleks. Beberapa fungsi (seperti halnya metode komunikasi connectionless) dianggap kurang bagus, sementara fungsi lainnya (seperti flow control dan koreksi kesalahan) diulang-ulang pada beberapa lapisan.
  • Pertumbuhan Internet dan protokol TCP/IP (sebuah protokol jaringan dunia nyata) membuat OSI Reference Model menjadi kurang diminati.

OSI terdiri atas 7 layer (lapisan) yang mendefinisikan fungsi. Untuk tiap layernya dapat terdiri atas sejumlah protocol yang berbeda dan masing-masing menyediakan pelayanan yang sesuai dengan fungsi layer tersebut.

  1. Application Layer: interface antara aplikasi yang dihadapi user and resource jaringan yang diakses.
  2. Presentation Layer: rutin standard me-presentasi-kan data.
  3. Session Layer: membagi presentasi data ke dalam babak-babak (sesi) bersama aplikasi yang lain.
  4. Transport Layer: Transfer pesan (message) ujung-ke-ujung, manajemen koneksi, kontrol kesalahan.
  5. Network Layer: Pengalamatan dan pengiriman paket data.
  6. Data-link Layer: pengiriman data melintasi jaringan fisik.
  7. Physical Layer: karakteristik perangkat keras yang mentransmisikan sinyal data

Pengertian TCP/IP

TCP/IP (Transmission Control Protokol / Internet Protokol ) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol TCP/IP dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja.

Empat Definisi Masing-masing Layer pada model TCP/IP.

4. Application merupakan Layer paling atas pada model TCP/IP, yang bertanggung jawab untuk menyediakan akses kepada aplikasi terhadap layanan jaringan TCP/IP. Protokol ini mencakup protokol Dynamic Host Configuration Protocol (DHCP), Domain Name System (DNS), Hypertext Transfer Protocol (HTTP), File Transfer Protocol (FTP), Telnet, Simple Mail Transfer Protocol (SMTP), Simple Network Management Protocol (SNMP), dan masih banyak protokol lainnya. Dalam beberapa implementasi Stack Protocol, seperti halnya Microsoft TCP/IP, protokol-protokol lapisan aplikasi berinteraksi dengan menggunakan antarmuka Windows Sockets (Winsock) atau NetBios over TCP/IP (NetBT).

3. Transport berguna untuk membuat komunikasi menggunakan sesi koneksi yang bersifat connection-oriented atau broadcast yang bersifat connectionless. Protokol dalam lapisan ini adalah Transmission Control Protocol (TCP) dan User Diagram Protocol (UDP).

2. Internet berfungsi untuk melakukan pemetaan (routing) dan enkapsulasi paket-paket data jaringan menjadi paket-paket IP. Protokol yang bekerja dalam lapisan ini adalah Internet Protocol (IP), Address Resolution Protocol (ARP),Internet control Message Protocol (ICMP), dan Internet Group Management Protocol (IGMP).

1. Network Interface berfungsi untuk meletakkan frame – frame jaringan di atas media jaringan yang digunakan. TCP/IP dapat bekerja dengan banyak teknologi transport, mulai dari teknologi transport dalam LAN (seperti halnya Ethernet dan Token Ring), Man dan Wan (seperti halnya dial-up model yang berjalan di atas Public Switched Telephone Network (PSTN), Integrated Services Digital Network (ISDN), serta Asynchronous Transfer Mode (ATM).

Perbandingan Model Referensi OSI dan TCP IP

OSI dan TCP / IP memiliki banyak kesamaan. Keduanya didasarkan pada konsep tumpukan protokol independen. Selain itu, fungsi dari layer-layernya juga sama. Meskipun memiliki kemiripan, kedua model juga memiliki banyak perbedaan. Pada bagian ini kita akan fokus pada perbedaan utama antara dua model tersebut.

Tiga konsep sentral untuk model OSI adalah layanan, antarmuka dan protokol. Kontribusi terbesar dari model OSI adalah untuk membuat perbedaan antara ketiga konsep. Setiap layer melakukan beberapa layanan untuk layer di atasnya. Definisi layanan merupakan apa yang dikerjakan oleh layer. Antarmuka menjelaskan proses-proses yang di atasnya dan bagaimana mengaksesnya.

Pada TCP / IP tidak jelas dibedakan antara pelayanan, antarmuka, dan protokol. Sebagai contoh, layanan yang ditawarkan oleh internet layer adalah kirim packet ip dan ip menerima paket.

Perbedaan lainnya adalah di bidang connectionless versus connection-oriented communication. Model OSI mendukung komunikasi connectionless dan connection-oriented pada network layer, tetapi connection-oriented communication hanya pada transport layer. TCP / IP hanya memiliki satu mode di network layer (connectionless) namun mendukung kedua mode pada transport layer, memberikan pilihan pada pengguna.

http://id.wikipedia.org/wiki/Model_OSI

http://aditsubang.wordpress.com/2010/05/02/pengertian-protokol-osi-layer-dan-tcp-ip/

http://home.unpar.ac.id/~gatut/pelatihan/Program-Web/tcpip.htm

http://blog.ub.ac.id/widhi/2010/10/21/reference-models/

Senin, 12 Maret 2012

Karakteristik Sistem Terdistribusi

KARAKTERISTIK SISTEM DATA TERDISTRIBUSI

Sistem distribusi memiliki 3 karakteristik dan merupakan sifat atau ciri yang dimiliki oleh sitem distribusi yaitu :

1. Keterbatasan dalam global clock (No global clock)
• Dalam pemakaian bersama atas sumber daya diperlukan beberapa hal yaitu :
-> Dibutuhkan hardware dan software yang mendukung
-> Memerlukan resource manager (RM)
-> Perlunya suatu hubungan antara resource dengan pihak yang menggunakannya
-> Terdapat Client-server, remote evaluation, code on demand, dan mobile agent

• Terdapat batasan pada ketepatan proses sinkronisasi clock pada sistem
terdistribusi, oleh karena asynchronous message passing

• Pada sistem terdistribusi, tidak ada satu proses tunggal yang mengetahui global
state sistem saat ini (disebabkan oleh concurrency dan message passing)

2. Independent failure
• Keterbukaan merupakan salah satu karakteristik yang dimiliki oleh sistem
distribusi antara lain :
-> Syarat logis bagi sistem yang tumbuh dari komponen-komponen yang heterogen
-> Keterbukaan mensyaratkan interoperabilitas membangun jembatan pengatur
-> Kemungkinan adanya kegagalan proses tunggal yang tidak diketahui
-> Proses tunggal mungkin tidak peduli pada kegagalan sistem keseluruhan

3. Sistem terdistribusi adalah system concurrent (Concurrency of components)
Setiap komponen hardware/software bersifat otonom (kita akan menyebut komponen
otonom adalah “proses”) Dan Komponen menjalankan tugas bersamaan, hal ini muncul
dari sifat kemandirian dalam sumber data yang dimiliki sistem distribusi.

Contoh : A dan B adalah concurrent jika A dapat terjadi sebelum B, dan B dapat terjadi sebelum A

Melakukan sinkronisasi dan koordinasi dengan message passing hal ini penting karena menyangkut integritas resource, serta berlakunya sharing resources karena terdapat Paralelisme dalam sumber daya dalam sistem distribusi.

Contoh:
• Beberapa pemakai browser mengakses suatu halaman web secara bersamaan.
• Bagaimana jika ada operasi update (proses perubahan dari suatu data)?
• Masalah umum yang terjadi dalam sistem concurrent yaitu
-> Deadlock
-> Lifeclock
-> Komunikasi yang tidak handal

Karakteristik lain dari sistem terdistribusi

• Skalabilitas

-> Asumsi: ketersediaan resource tidak boleh dibatasi
-> Pertumbuhan SD tidak boleh berpengaruh pada sistem dan software
-> Toleransi terhadap kesalahan
-> Menjaga kebenaran kinerja sistem dan ketersediaan layanan
-> Redundansi h/w dan pemulihan s/w
-> Transparansi
-> Pemisahan antara user dan system
-> Transparansi akses dan lokasi paling dominan

Transparency

• Access transparency
Sumber daya lokal dan remote di akses dengan menggunakan operasi yangsama.

• Location transparency
Pengguna sistem tidak tahu mengetahui keberadaan hardwaredan software(CPU,…ledan
data).

• Migration (Mobility) transparency
Sumber daya(baik berupaHardwaredan/atau software) dapat bebasberpin-dah tanpa
mengubah sistem penamaan.

Tujuam Sistem Terdistribusi

Sistem terdistribusi dibangun untuk mencapai tujuan-tujuan yang ingin dicapai,diantaranya :

• Untuk memberikan akses bagi pengguna untuk dapat mengembangkan sumber dayasistem.
• Peningkatan kecepatan komputasi.
• Meningkatkan availibilitas atau ketersediaan dan reliabilitas data.


Sumber :

http://www.scribd.com/doc/76639805/Karakteristik-Sistem-Data-Terdistribusi
http://www.scribd.com/doc/39508595/7/Karakteristik-Sistem-Terdistribusi
http://www.scribd.com/doc/46807847/Makalah-Sistem-Terdistribusi